Salam Message


Senin, 01 Oktober 2012

Tak Selamanya Pemimpin Memimpin

            Kepemimpinan adalah yang paling melayani dan menempatkan diri sebagai bawahan
Nyaris tak terbantahkan persepsi kepemimpinan selalu identik dengan orang yang memiliki tempat teratas dan memiliki kekuasaan untuk mengatur bawahannya.
Namun berbeda dengan konsep Leo Tolstoy yang menjadi lead pembuka tulisan ini. Kata pemimpin, pelayan, dan bawahan masih dipandang sebagai hal yang berlawanan. Padahal dalam kata inilah terdapat makna yang bila disatukan dapat menciptakan suatu gagasan paradoksal kepemimpinan pelayan untuk meningkatkan kompetensi anggotanya dengan sepenuh hati dan perhatian.
Sejalan dengan pemikiran Leo Tolstoy, Greenleaf berpandangan bahwa yang dilakukan pertama kali oleh seorang pemimpin besar adalah melayani orang lain. Kepemimpinan yang sejati timbul dari mereka yang motivasi utamanya adalah keinginan menolong orang lain. Tentunya seni kepemimpinan di sini lebih ditekankan pada kemampuan memfasilitasi, member kesempatan dan memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki dari individunya.

Menurut pendapat jesse Jackson yang menyatakan bahwa kepemimpinan memiliki tugas yang lebih berat dari sekedar menentukan pihak mana yang harus dipilih. Kepemimpinan harus mempersatukan semua pihak. Hal ini dikarenakan dalam sebuah wadah tersebut terdiri dariberbagai macam orang dengan tujuan, karakter, dan potensi yang berbeda.
Oleh karena itu, adakalanya pemimpin berada di bawah untuk mendengarkan semua keinginan pengikutnya dan menyatukan semua aspirasi mereka. Karena tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnnya, sehingga orientasinya bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongan tetapi kepentingan public yang dijunjung tinggi olehnya.
Tak dapat dipungkiri sebenarnya kehadiran pengikut begitu penting untuk menjalankan roda organisasi. Seperti yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the leaders Aroud You. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Pengalaman menunjukkan bahwa ada pemimpin yang secara pribadi memiliki kemampuan dan pandai, tetapi kurang berhasil dalam memimpin karena tidak menciptakan pengikut yang solid. Harus diakui keberhasilan sebuah usaha tidak dikarenakan karena kepandaian pemimpinnya saja melainkan juga keberhasilan para pengikutnya.
Sebaliknya, bila terjadi kegagalan maka pemimpin wajib memikul tanggung jawabnya dan konsekuensinya, bukan lepas tangan ataupun mengalihkan tanggung jawabnya pada bawahannya.
Adagium the king can do no wrong tidak berlaku dalam kepemimpinan karena seorang pemimpin tak selalu benar. Justru pemimpin akan cenderung disalahkan karena dialah yang bertanggung jawab atas semuanya. Di sinilah letak pentingnya kepemimpinan dalam mengorganisasikan dan mengatur semuanya.
Anehnya, di Negara ini begitu banyak orang yang saling berebut untuk mendapatkan posisi teratas yang disebut sebagai pemimpin. Demi mendapatkan kekuasaan tersebut mereka berusaha menghalakan segala cara. Rasanya menjadi seorang pemimpin yang banyak dikenal orang, popularitas, menjadi orang yang berkuasa dan dapat mengatur hal sesuai kehendaknya.
Padahal untuk menjadi pemimpin tidak harus menunggu jabatan atau legitimasi, selama kita sadar bahwa menjadi pemimpin bukan berarti kita menjadi yang paling berkuasa dan paling benar.
Lebih dari sekedar suatu jabatan, kepemimpinan adalah perbuatan kita. Substansi dari kepemimpinan sebenarnya bukanlah terletak pada posisi maupun jabatan yang melekat pada seseorang melainkan lebih pada peran yang ia jalankan.
Tidak semua orang yang memiliki jabatan ataupun posisi yang teratas memiliki kepemimpinan. Tapi yang melayani, menebarkan manfaat, dan dipercaya oleh kelompoknyalah yang memimpin.
Adapun pameo yang mengatakan bahwa seorang pemimpin tercipta saat dilahirkan. Pameo ini seolah menegaskan adanya factor genetic pada kepemimpinan.
Namun, semua itu dapat terbantahkan, karena semua manusia pada hakikatnya adalah pemimpin yang memikul amanahnya masing-masing. Seperti sabda Rasulullah SAW : “Ketahuilah! Setiap dari kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
Oleh karena itu, posisi apapun dan dimanapun anda berada, mulailah menebar manfaat dan berperan. Kalaupun anda belum menduduki jabatan penting di sana, janganlah berkecil hati. Tunjukkan bahwa anda dapat dipercaya, berbakat, dan berperan penting.[mfa]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar