Salam Message


Selasa, 02 Oktober 2012

SANTRI & MODERNISASI


Apa itu santri? dan siapa dia?
Kata santri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang mendalami agama Islam.Tetapi seorang santri diidentikkan orang yang mendalami ilmu agama Islam di pondok pesantren.  Ada nila-nilai spiritual yang menjadi  keunggulan dan cirri khas  pondok pesantren dibanding s lembaga pendidikan selain pesantren yaitu;  adanya  jiwa keikhlasan,  kesederhanaan,  persaudaraan,  kemandirian, dan jiwa bebas dalam menentukan pendapat.
Hal ini yang membedakan antara santri dengan pelajar di sekolah selain pesantren. Santri dikenal memiliki corak khas dengan tiga keunikan : pattern of life  (pola hidup), mores (adat) dan internal authority (kewibawaan) dengan tiga keunikan tersebut mempunyai pola atau gaya hidup yang berbeda.

Pola  Hidup  Santri  Masa Kini
Sebagai salah satu kota metropolitan, tak dapat dipungkiri Sidoarjo menawarkan gemerlap dunia. Dari sinilah santri dituntut untuk mampu menyesuaikan diri. Akan tetapi,
yang banyak terjadi adalah pergeseran pola hidup seorang santri kegiatan mengaji kitab-kitab klasik sedikit banyaknya mulai terkikis, penampilan ala santri mulai menghilang, demi menyesuaikan diri dengan lingkungan.
 Seorang santri harus selalu berusaha mengontrol dirinya. Tidak berlebihan dalam berekspresi. Janganlah kebiasaan dan kelakuan yang telah distiqomahkan selama di pondok pesantren itu menjadi memudar.  Hal itu  kerap menjadi tantangan  para santri yang keluar dari pondok pesantren kemudian memasuki lingkungan baru bagi dirinya yaitu lingkungan masyarakat desa atau kota yang tidak ada aturan seketat seperti ketika di pondok pesantren.
             Fenomena ini tergantung perasaan santri ketika masih ada di pondok. Dan juga tergantung pada latar belakangnya ketika mau mondok (niat mondok). Kalau orang yang mau mondok bertujuan untuk mencari ilmu, maka mereka akan keluar akan mendapat ilmu. Akan tetapi jika mereka dengan niat supaya tidak nakal atau dalam paksaan orang tua maka mereka berada di pondok seperti berada di penjara, sehingga ia akan merasa merdeka  setelah keluar dari pondok pesantren.
            Di  pondok pesantren, budaya patuh terhadap apa yang diperintahkan oleh para kyai merupakan titah yang harus dilaksanakan apalagi perintah Allah SWT dalam bentuk ibadah. Di situlah ada  nilai lebih dari kehidupan santri. Namun,  tidak jarang keadaan ini membuat seorang santri seolah hidup hanya hidup dalam dunia hitam dan putih. Mereka seolah tertutup dengan keadaan  yang ada di luar. Ketika seorang santri dihadapkan pada dunia luar, maka ia akan tersentak hingga akhirnya terbawa arus keadaan yang ada.
Apabila seseorang sudah bosan dengan kehidupan ala santri yang pernah ia rasakan di pondok, dan faktor yang datang dari lingkungan,seperti lingkungan yang silau dengan gemerlapnya kehidupan, maka ia secara tidak sadar ataupun sadar akan mengalami perubahaan pola hidup, meskipun sudah terbentuk menjadi pribadi yang matang (santri tulen). Tetapi jika setiap hari yang dia lihat dan dia alami bertentangan dengan apa yang dia yakini selama ini, lama-kelamaan akan berubah juga. Jika anda santri, Mampukah anda mempertahankan status santri anda?.
 Tidak ada jawaban lain kecuali wajib mempertahankan pola hidup, kelakuan dan karakter dan akhlak santri meskipun kita telah lulus dari pesantren. Sebab, ilmu harus diamalkan. Di pesantren adalah tempat menuntut ilmu. Di rumah dan kampong kita masing-masing adalah lahan kita mengamalkan ilmu-ilmu yang kita peroleh dari pesantren.(rich/ms)*
*Ni'matul Mufarrihah, XII IPA (ang. 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar