Kepemimpinan adalah yang paling
melayani dan menempatkan diri sebagai bawahan
Nyaris tak terbantahkan persepsi
kepemimpinan selalu identik dengan orang yang memiliki tempat teratas dan
memiliki kekuasaan untuk mengatur bawahannya.
Namun berbeda dengan konsep Leo Tolstoy
yang menjadi lead pembuka tulisan ini. Kata pemimpin, pelayan, dan bawahan
masih dipandang sebagai hal yang berlawanan. Padahal dalam kata inilah terdapat
makna yang bila disatukan dapat menciptakan suatu gagasan paradoksal
kepemimpinan pelayan untuk meningkatkan kompetensi anggotanya dengan sepenuh
hati dan perhatian.
Sejalan dengan pemikiran Leo Tolstoy,
Greenleaf berpandangan bahwa yang dilakukan pertama kali oleh seorang pemimpin
besar adalah melayani orang lain. Kepemimpinan yang sejati timbul dari mereka
yang motivasi utamanya adalah keinginan menolong orang lain. Tentunya seni
kepemimpinan di sini lebih ditekankan pada kemampuan memfasilitasi, member
kesempatan dan memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki dari individunya.
Menurut
pendapat jesse Jackson yang menyatakan bahwa kepemimpinan memiliki tugas yang
lebih berat dari sekedar menentukan pihak mana yang harus dipilih. Kepemimpinan
harus mempersatukan semua pihak. Hal ini dikarenakan dalam sebuah wadah
tersebut terdiri dariberbagai macam orang dengan tujuan, karakter, dan potensi
yang berbeda.
Oleh
karena itu, adakalanya pemimpin berada di bawah untuk mendengarkan semua
keinginan pengikutnya dan menyatukan semua aspirasi mereka. Karena tujuan utama
seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipimpinnnya, sehingga
orientasinya bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongan tetapi kepentingan
public yang dijunjung tinggi olehnya.
Tak
dapat dipungkiri sebenarnya kehadiran pengikut begitu penting untuk menjalankan
roda organisasi. Seperti yang ditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the leaders Aroud You. Keberhasilan
seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun
orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat
tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika
sebuah organisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengan kualitas
pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akan berkembang dan menjadi kuat.
Pengalaman
menunjukkan bahwa ada pemimpin yang secara pribadi memiliki kemampuan dan
pandai, tetapi kurang berhasil dalam memimpin karena tidak menciptakan pengikut
yang solid. Harus diakui keberhasilan sebuah usaha tidak dikarenakan karena
kepandaian pemimpinnya saja melainkan juga keberhasilan para pengikutnya.
Sebaliknya,
bila terjadi kegagalan maka pemimpin wajib memikul tanggung jawabnya dan
konsekuensinya, bukan lepas tangan ataupun mengalihkan tanggung jawabnya pada
bawahannya.
Adagium
the king can do no wrong tidak
berlaku dalam kepemimpinan karena seorang pemimpin tak selalu benar. Justru
pemimpin akan cenderung disalahkan karena dialah yang bertanggung jawab atas
semuanya. Di sinilah letak pentingnya kepemimpinan dalam mengorganisasikan dan
mengatur semuanya.
Anehnya,
di Negara ini begitu banyak orang yang saling berebut untuk mendapatkan posisi
teratas yang disebut sebagai pemimpin. Demi mendapatkan kekuasaan tersebut
mereka berusaha menghalakan segala cara. Rasanya menjadi seorang pemimpin yang
banyak dikenal orang, popularitas, menjadi orang yang berkuasa dan dapat
mengatur hal sesuai kehendaknya.
Padahal
untuk menjadi pemimpin tidak harus menunggu jabatan atau legitimasi, selama
kita sadar bahwa menjadi pemimpin bukan berarti kita menjadi yang paling
berkuasa dan paling benar.
Lebih
dari sekedar suatu jabatan, kepemimpinan adalah perbuatan kita. Substansi dari
kepemimpinan sebenarnya bukanlah terletak pada posisi maupun jabatan yang
melekat pada seseorang melainkan lebih pada peran yang ia jalankan.
Tidak
semua orang yang memiliki jabatan ataupun posisi yang teratas memiliki
kepemimpinan. Tapi yang melayani, menebarkan manfaat, dan dipercaya oleh
kelompoknyalah yang memimpin.
Adapun
pameo yang mengatakan bahwa seorang pemimpin tercipta saat dilahirkan. Pameo
ini seolah menegaskan adanya factor genetic pada kepemimpinan.
Namun,
semua itu dapat terbantahkan, karena semua manusia pada hakikatnya adalah
pemimpin yang memikul amanahnya masing-masing. Seperti sabda Rasulullah SAW : “Ketahuilah! Setiap dari kamu adalah pemimpin
dan setiap kamu akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
Oleh
karena itu, posisi apapun dan dimanapun anda berada, mulailah menebar manfaat
dan berperan. Kalaupun anda belum menduduki jabatan penting di sana, janganlah
berkecil hati. Tunjukkan bahwa anda dapat dipercaya, berbakat, dan berperan
penting.[mfa]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar