DUNIA ini
unik. Tidak semua hal dapat kita terka akhirnya. Ada yang kita sangka berwarna
biru, ternyata hitam, seperti langit. Ada yang kita sangka datar, ternyata bundar. Itulah bumi. Ada yang
kita pandang kecil, ternyata besar. Itulah
bintang-bintang di angkasa. Ada yang kita anggap diam, ternyata bergerak tak
berhenti. Itulah bayangan bumi, matahari
dan seluruh galaksi ini. Di balik itu semua ada sekelumit hikmah yang Allah SWT
sisipkan, sebagai pesan bagi kita.
Dari semua
yang serba salah terka itu, jangan heran jika suatu saat nanti anda akan
bertemu dengan kawan sebangku anda waktu sekolah dulu yang dikenal cerdas dan
pintar, sedang mengeluh meratapi nasib, karena kemiskinan dan masa depannya
yang suram. Kenapa bisa begini? Apa penyebabnya?. Hal itu adalah sesuatu yang
lumrah, selain faktor ketentuan dan keadilan Allah SWT, banyak hal yang bisa
mengakibatkan kegagalan orang-orang pintar.
Berdasarkan
sebuah penelitian para ahli yang insya Allah dapat dipertanggungjawabkan validitas
dan akurasinya, penyebabnya ada enam. Segeralah perbaiki diri anda bila salah
satunya anda temukan ada pada diri anda. Tentunya selain enam faktor di bawah
ini, yang berperan mutlak adalah takdir Allah SWT yang sudah ditetapkan sebelum
anda dilahirkan.
Pertama, kurangnya keterampilan
sosial (bermasyarakat, berteman, dan menjalin persahabatan). Seberapapun hebatnya kemampuan akademis seseorang, dia tetap perlu memiliki skill (kemampuan) lain, yang salah satunya adalah skill untuk bisa memberi dan menerima kritikan dengan baik. Seseorang yang memiliki kemampuan sosial tinggi, dia akan mampu mengakui kesalahannya dan tahu diri, selajutnya dia akan mencari tahu bagaimana memperbaiki diri dari kesalahan-kesalahan yang lalu.
sosial (bermasyarakat, berteman, dan menjalin persahabatan). Seberapapun hebatnya kemampuan akademis seseorang, dia tetap perlu memiliki skill (kemampuan) lain, yang salah satunya adalah skill untuk bisa memberi dan menerima kritikan dengan baik. Seseorang yang memiliki kemampuan sosial tinggi, dia akan mampu mengakui kesalahannya dan tahu diri, selajutnya dia akan mencari tahu bagaimana memperbaiki diri dari kesalahan-kesalahan yang lalu.
Kedua, adanya ketidakcocokan. Sebuah
kesuksesan memerlukan kecocokan antara kemampuan, bakat, kepentingan,
keinginan, dan kepribadian seseorang. Bila anda merasakan ketidakcocokan, maka
jangan ragu untuk mengoreksi dan meninjau ulang aktivitas anda selama ini.
Lakukan penyesuaian-penyesuaian dan beberapa perubahan dalam kebiasaan hidup
anda. Bagi beberapa orang permasalahan utamnya adalah seberapa besar dia berani
mengambil resiko. Semakin besar sebuah resiko, semakin besar pula tingkat
keberhasilannya. Melalui alam, Allah SWT telah menunjukkan pada kita bahwa
semakin tinggi pohon kelapa melambai, semakin kencang pula angin
menerjang.kuncinya hanya satu, jangan ragu untuk membuat perubahan.
Ketiga, tidak punya komitmen yang
jelas. Sebab apapun yang dilakukan setengah-setengah, kemungkinan gagalnya
semakin besar. Suatu tujuan harus disertai tekad, semangat dan komitmen yang
kuat untuk mencapainya. Kurangnya tekad dan komitmen dalam diri seseorang
merupakan penyebab dasar kegagalan. Untuk bisa sukses, anda harus meyakinkan
diri bisa melakukannya, setelah itu terus maju dengan tekad dan komitmen untuk
pantang mundur.
Keempat, kurang menyadari rintangan.
Kadang-kadang banyak rintangan sulit diperangi. Seperti kendala umur.,
diskriminasi jenis kelamin, dan ras. Tapi ini bukan berarti tidak bisa dihadapi
dan diselesaikan. Untuk menaklukannya, kata pantang menyerah dan terus berusaha
adalah langkah yang paling tepat.
Keenam, kemalangan. Setiap orang memang
tidak bisa menolak adanya takdir, entah itu takdir baik atau buruk. Seandainya
ini terjadi, maka yang harus anda lakukan jangan pernah menyalahkan diri anda,
orang di sekitar anda atau apapun juga. Lakukan perbaikan dari diri anda
sendiri. Ingat! Sekalipun tidak bisa menolak ke Malang itu, tetaplah yakin
bahwa roda kehidupan terus berputar, turun naik silih berganti, dan yakinlah
bahwa kemalangan anda saat ini akan berganti menjadi keberuntungan pada suatu
saat nanti.
Sebagai
penutup. Penulis ingatkan lagi bahwa dalam al-Qur’an telah tertulis dengan
jelas dan gambling bahwa di balik satu kesulitan, akan muncul dua keberhasilan.
Fa-inna ma’al-usri yusrâ, inna ma’al-usri yusrâ. Allah yang menjamin
itu, dan sampai kapanpun Dia tidak pernah mengingkari janjinya. Jadi,
optimislah!. (ari/ms).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar