Apa itu santri? dan siapa dia?
Kata santri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang
mendalami agama Islam.Tetapi seorang santri diidentikkan orang yang mendalami
ilmu agama Islam di pondok pesantren. Ada nila-nilai
spiritual yang menjadi keunggulan dan
cirri khas pondok pesantren dibanding s
lembaga pendidikan selain pesantren yaitu; adanya jiwa keikhlasan, kesederhanaan, persaudaraan, kemandirian, dan jiwa bebas dalam menentukan
pendapat.
Hal ini yang membedakan antara santri dengan pelajar di sekolah selain pesantren. Santri dikenal memiliki corak khas dengan tiga keunikan : pattern of life (pola hidup), mores (adat) dan internal
authority (kewibawaan) dengan tiga keunikan tersebut mempunyai pola atau
gaya hidup yang berbeda.
Pola Hidup Santri Masa Kini
Sebagai salah satu kota metropolitan,
tak dapat dipungkiri Sidoarjo menawarkan gemerlap dunia. Dari sinilah santri dituntut
untuk mampu menyesuaikan diri. Akan tetapi,
yang banyak terjadi adalah
pergeseran pola hidup seorang santri kegiatan mengaji kitab-kitab klasik
sedikit banyaknya mulai terkikis, penampilan ala santri mulai menghilang, demi
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Seorang santri harus selalu
berusaha mengontrol dirinya. Tidak berlebihan dalam berekspresi. Janganlah
kebiasaan dan kelakuan yang telah distiqomahkan selama di pondok pesantren itu
menjadi memudar. Hal itu kerap menjadi tantangan para santri yang keluar dari pondok pesantren kemudian
memasuki lingkungan baru bagi dirinya yaitu lingkungan masyarakat desa atau
kota yang tidak ada aturan seketat seperti ketika di pondok pesantren.
Fenomena ini tergantung perasaan santri ketika
masih ada di pondok. Dan juga tergantung pada latar belakangnya ketika mau
mondok (niat mondok). Kalau orang yang mau mondok bertujuan untuk mencari ilmu,
maka mereka akan keluar akan mendapat ilmu. Akan tetapi jika mereka dengan niat
supaya tidak nakal atau dalam paksaan orang tua maka mereka berada di pondok
seperti berada di penjara, sehingga ia akan merasa merdeka setelah keluar dari pondok pesantren.
Di
pondok pesantren, budaya patuh terhadap
apa yang diperintahkan oleh para kyai merupakan titah yang harus dilaksanakan
apalagi perintah Allah SWT
dalam bentuk ibadah. Di situlah ada nilai lebih dari kehidupan santri. Namun, tidak jarang keadaan ini membuat seorang
santri seolah hidup hanya hidup dalam dunia hitam dan putih. Mereka seolah
tertutup dengan keadaan yang ada di luar.
Ketika seorang santri dihadapkan pada dunia luar, maka ia akan tersentak hingga
akhirnya terbawa arus keadaan yang ada.
Apabila seseorang sudah bosan dengan kehidupan ala santri yang
pernah ia rasakan di pondok, dan faktor yang datang dari lingkungan,seperti lingkungan
yang silau dengan gemerlapnya kehidupan, maka ia secara tidak sadar ataupun
sadar akan mengalami perubahaan pola hidup, meskipun sudah terbentuk menjadi
pribadi yang matang (santri tulen). Tetapi jika setiap hari yang dia lihat dan
dia alami bertentangan dengan apa yang dia yakini selama ini, lama-kelamaan
akan berubah juga. Jika anda santri, Mampukah anda mempertahankan status santri anda?.
Tidak ada jawaban lain kecuali wajib
mempertahankan pola hidup, kelakuan dan karakter dan akhlak santri meskipun
kita telah lulus dari pesantren. Sebab, ilmu harus diamalkan. Di pesantren
adalah tempat menuntut ilmu. Di rumah dan kampong kita masing-masing adalah
lahan kita mengamalkan ilmu-ilmu yang kita peroleh dari pesantren.(rich/ms)*
*Ni'matul Mufarrihah, XII IPA (ang. 2012)
*Ni'matul Mufarrihah, XII IPA (ang. 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar