Salam Message


Senin, 16 Januari 2012

MERESPON MASALAH SECARA REAL TIME

Mengingat semakin kuatnya tuntutan profesionalisme dan persaingan dalam dunia pendidikan perlu adanya fasilitas-fasilitas yang di butuhkan agar dapat mengimplementasikan tugas yang di dapat dengan baik. Namun, apakah fasilitas tersebut dapat digunakan secara efektif (tepat waktu) dan efisien (tepat guna).
Abstraksi
Jurnalistik adalah ilmu memanfaatkan media komunikasi, jurnalistik bukan lagi hanya di artikan sebagai ilmu kewartawanan atau ilmu menulis di majalah atau Koran. Namun kini sudah berkembang menjadi ilmu tentang jaringan media komunikasi.
Majalah sekolah amat penting bagi pelajar, bermafaat untuk mengekspresikan potensi diri dan mengembangkan kepribadian. Terlebih bagi remaja yang memiliki kebutuhan untuk menncari jati diri, gelegak kebutuhan untuk berekspresi amat kuat dalam diri remaja, terutama saat peralihan dari usia remaja menuju dewasa. Para remaja ingin di pahami, dimengerti dan di hargai sebagai manusia seutuhnya. Dalam konteks ini, media sekolah dapat menjadi sarana pemenuhan kebutuhan psikis/jiwa. Remaja hendaknya diberi ruang gerak yang bebas berkreasi, sesuai dengan visi dan misi sekolah itu sendiri. Tak terkecuali majalah dinding ataupun Koran tempel. Majalah dinding merupakan salah satu sarana berekspresi siapa saja, sesuai dengan audiens yang menikmatinya.
Untuk itu perlu di rancang sebuah persiapan matang untuk memperlancar dunia tulis menulis. Bukan sekedar memberikan pengetahuan kognitif (materi) saja, namun perlu melibatkan aspek afektif dan materi. Remaja perlu sekali mendapatkan pengalaman dan menyentuh langsung objek pengetahuan, agar potensi-kompetensi bisa tergali dan berkembang. Namun yang menjadi paradigma (permasalahan) sudah afektif kah? fasilitasi yang di berikan instansi sekolah terhadap anggota mading el-fikr dan foksma, khususnya para santri!
Menyoal Permasalahan
Laboratorium computer merupakan jaringan media komunikasi sekaligus factor utama dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Disamping itu, sebagai penopang berjalannya kegiatan intra keorganisasian di sekolah. Yang menjadi pertanyaan, mengapa lab. Computer hanya sebagai formalitas, padahal sudah terpampang dalam papan info lab. Bawasannya internet dan pemakaian lab computer diperuntukkan santri, sesuai dengan jadwal dan aturan. Buktinya! Masih banyak santriwan-santriwati yang keluar tanpa izin pada jam kososng hanya dengan alasan mengerjakan tugas ke warnet, disebabkan sulitnya harga pokok dalam pemakaian lab computer. Pelanggaran terhadap peraturan pun terjadi! Seorang santri mengalami beban psikis, karena adanya tuntutan tugas ilmiah baik yang bersifat formal maupun non formal. Wajar! Halau daya sarana dan prasarana serta pelayanan yang masih kurang efektif dan efisien, membuat santri meluapkan rasa egonya. Tentu hal ini tidak di inginkan terjadi!
Seorang santri di identikkan dengan sosok yang patuh terhadap apa yang diperintahkan, patuh terhadap peraturan, baik tertulis maupun yang tidak tertulis merupakan titah yang harus dilaksanakan. Disinilah nilai lebih seorang santri, hal ini tidsak terlepas dari dukungan lingkungan serta fasilitas yang bersifat membangun (kesadaran kolektif).
Menanggapi peristiwa tersebut, ide baru pun muncul “sampai-sampai salah satu pihak pondok atau dalem berkeinginan membuka warnet, sesesali tingkah santri.” Ujar anis mufidah alumnus el-fikr 2011.
Sebagaimana yang diujarkan para pendahulu pimpinan redaksi sebelumnya, ibnu mahbubah (2009), irfandi asadzali (2010). Acap kali mempropagandakan suaranya disetiap rapat penerbitan mading. Yang berisi “kita sudah dijanjikan oleh bapak kepala serta waka kesiswaan bahwasannya akan memfasilitasi keperluan dan kebutuhan el-fikr, diantaranya:
1.      Penyediaan kantor redaksi beserta computer.
2.      Pengadaan tour ke graham pena “jawa pos”.
3.      Pemfasilitasan kamera sebagai pendukung dari pada pengumpulan, peliputan seluruh kegiatan yang ada di EMHA ini sebagai dokumentasi.
“maka adik-adik calon anggota el-fikr lah, yang dapat menguatkan tenaga dan pemikiran.” Ucap para pimpinan redaksi beserta punggawanya. Ditambah ketidak adilan dalam pemberian hak (dispensasi) yang semestinya diterima para anggota el-fikr (2011) sebagai ganti dari pada tenaga fisik penerbitan majalah, sebut saja pahlawan tanpa tanda jasa. Yang mengorbankan keuletannya hanya untuk EMHA lovers.
Belum lagi masalah penyediaan satu buah computer yang di peruntukkan oleh organisasi yang berkembang di lingkup manba’ul hikam tak lain media jurnalistik el-fikr dan osis (foksma). Tentu perlu adanya fasilitas yang memadai sebagai wadah, penunjang hidupnya keorganisasian. Tentu kita berinisiatif (ingin selalu) menyorakkan suara hati untuk menagih, menghujat janji para atasan demi tercapainya suatu kegiatan, visi dan misi sekolah agar bisa berjalan secara real time (tepat waktu dan tidak tertinggal oleh roda-roda perkembangan kejadian). Seorang pemimpin bisa membuat respon yang tepat, namun respon tersebut bisa tidak efektif jikalau tidak dilakukan secara real time.
“SETIAP MASALAH ADA JALAN KELUARNYA, SETIAP KONFLIK ADA SOLUSINYA”
Oleh karena itu, ada kalanya pemimpin, berada di bawah untuk mendengarkan semua keinginan pengikutnya dan menyatukan semua apresiasi mereka. Karena tujuan utama seorang pemimpin adalah melayani kepentingan mereka yang dipilihnya, sehingga orientasinya bukan untuk kepentingan pribadi maupun golongantetapi kepentingan public yang di junjung tinggi olehnya. Sebagai santri, kita harus mulai sadar dan berusaha membenahi keadaan-keadaan yang salah disekitar kita, sebagai bagian dari tugas kita sebagai santri tulen, karena kita lah yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa yang bergelar remah ripa lohjenawi. Mulailah menebar manfaat dan berperan, janganlah menyerah! Tunjukkan bahwa kita bisa! Bisa dipercaya, berbakat, merubah dan berperan penting.
By: RAHMAT ASMAYADI (Pim Red El-Fikr 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar